Agar bimbingan belajar dapat lebih terarah dalam upaya membantu siswa dalam menagatasi kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
Identifikasi
Identifikasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah suatu kegiatan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diarahkan untuk menemukan siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut:
- Data dokumen hasil belajar siswa
- Menganalisis absensi siswa di dalam kelas
- Meng artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adakan wawancara dengan siswa
- Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar
- Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dih artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adapi
Diagnosis artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
- Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa
- Keputusan mengenai factor-faktor artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar
- Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menjadi kesulitan belajar
- Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai seluruh individu
- Membandingkan prestasi dengan potensi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dimiliki oleh siswa tersebut
- Membandingkan nilai artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diperoleh dengan batas minimal tujuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diharapkan.
Prognosis menunjuk p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada aktifitas penyusunan rencana atau program artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis ini dapat berupa:
- Bentuk treatmen artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang harus diberikan
- Bahan atau materi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diperlukan
- Metode artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang akan digunakan
- Alat bantu belajar mengajar artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diperlukan
- Waktu kegiatan dilaksanakan
Terapi disini artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah pemberian bantuan kep artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada anak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang telah disusun p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada tahap prognosis. Bentuk terapi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diberikan antara lain melalui:
- Bimbingan belajar kelompok
- Bimbingan belajar individual
- Pengajaran remedial
- Pemberian bimbingan pribadi
Tindak lanjut atau follow up artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang telah diberikan kep artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada siswa dan tindak lanjutnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang didasari hasil evaluasi terh artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adap tindakan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dilakukan dalam upaya pemberian bimbingan.
Jenis gangguan kesulitan belajar:
Kebanyakan gangguan kesulitan belajar dibagi menjadi 2 yaitu verbal & non-verbal. Berikut penjelasan yang runtah.com ambil dari kidshealth.org :
- Gangguan secara verbal
Orang yang mengalami gangguan kesulitan belajar jenis verbal akan mengalami kesulitan dengan kata-kata, baik secara lisan ataupun tulisan. Salah satu gangguan kesulitan belajar yang paling dikenal adalah dyslexia. Pada orang yang mengalami dyslexia, maka ia akan mengalami kesulitan untuk mengenal suatu kata atau memproses huruf dan bunyi yang berhubungan dengan kata tersebut. - Gangguan non-verbal
Orang yang mengalami gangguan kesulitan belajar non-verbal akan mengalami kesulitan untuk memproses sesuatu yang mereka lihat, misalnya angka, tanda +, – , x atau : pada soal matematika.
Kali ini runtah.com mencoba membahas mengenai salah satu gangguan kesulitan belajar yaitu dyslexia. Menurut U.S. National Institutes of Health, dyslexia adalah ketidakmampuan belajar yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, mengeja suatu kata bahkan berbicara. Tingkat dyslexia yang bisa dialami seseorang dapat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat. Akan tetapi semakin cepat dyslexia dapat terdiagnosa & diatasi, hasil yang diharapkan juga akan semakin terlihat. Dyslexia sendiri tidak disebabkan karena adanya gangguan pada telinga atau penglihatan, tetapi disebabkan karena otak mengalami gangguan untuk mengartikan gambar/image yang diterima oleh mata & telinga menjadi bahasa yang dimengerti.
Pada orang yang mengalami dyslexia, maka kata-kata yang sederhana pun akan menjadi susah untuk dibaca, bahkan bila dilihat beberapa kali. Kata-kata yang terlihat juga dapat bercampur dengan kata-kata lain atau menjadi keliru dibaca, misalnya saja kata “nakal” menjadi “kanal” atau “dia” menjadi “adi”, dan huruf-huruf menjadi satu seperti tidak ada spasi. Bagi yang mengalami dyslexia, kadang susah untuk mengingat sesuatu yang mereka baca, kadang akan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk mengingat apabila informasi tersebut dibacakan & didengar oleh mereka.
Ada beberapa tipe dyslexia yang dapat mempengaruhi kemampuan mengeja & membaca beserta penyebabnya, seperti berikut ini yang runtah.com ambil dari medicinenet.com .
- Trauma dyslexia
Biasanya terjadi akibat adanya trauma atau luka pada bagian otak yang mengontrol cara untuk membaca & menulis. - Dyslexia primer
Dyslexia ini disebabkan karena tidak berfungsinya bagian otak kiri (cerebral cortex) & tidak berubah karena usia. Orang yang mengalami jenis dyslexia ini sangat jarang bisa membaca dengan lancar, bahkan hingga dewasa. Dyslexia primer ini dapat diturunkan secara genetik & biasanya lebih banyak dialami oleh pria daripada wanita. - Dyslexia sekunder
Dyslexia jenis ini disebabkan oleh pembentukan hormon yang kurang sempurna pada saat perkembangan awal janin. Dyslexia sekunder ini akan menghilang seiring bertambahnya usia anak, serta lebih sering terjadi juga pada anak laki-laki.
Orangtua atau guru dapat menduga seorang anak mengalami dyslexia, jika ia mengalami hal-hal berikut ini yang runtah.com ambil dari kidshealth.org :
- Kemampuan membaca yang buruk, meskipun memiliki kepintaran yang normal.
- Kemampuan mengeja & menulis yang buruk.
- Mengalami kesulitan untuk menyelesakan tugas atau tes sesuai batas waktunya.
- Mengalami kesulitan untuk mengingat nama suatu benda.
- Mengalami kesulitan untuk mengingat daftar tulisan atau nomor telepon.
- Mengalami kesulitan dalam menentukan arah atau membaca peta.
Jika ada seseorang yang mengalami masalah-masalah tersebut di atas, bukan berarti ia menderita dyslexia. Tetapi sebaiknya dilakukan tes untuk mengetahui kondisinya. Suatu pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah medis, termasuk tes pendengaran & penglihatan. Kemudian psikolog sekolah atau orang yang ahli mengenai pembelajaran dapat memberikan tes terstandar untuk mengukur kemampuan berbicara, membaca, mengeja & menulis.
Cara penanganannya:
Jika anak terdiagnosa mengalami dyslexia atau gangguan kesulitan belajar lainnya, maka berikut beberapa tips untuk orang tua, yang runtah.com ambil dari mayoclinic.com :
- Selalu berikan dukungan pada anak. Memiliki dyslexia atau gangguan kesulitan belajar lainnya dapat membuat anak menjadi rendah diri. Berikan selalu dukungan & cinta untuk mendukung setiap kemampuannya.
- Bicarakan dengan anak. Beritahukan kepada anak apa yang dimaksud dengan dyslexia, bahwa hal tersebut bukanlah suatu kesalahannya. Dengan membantu anak memahami hal tersebut, maka ia akan menjadi lebih mudah untuk mengatasi hal tersebut.
- Buatlah keadaan rumah menjadi tempat belajar yang mudah untuk anak. Sediakan ruangan yang sepi & terorganisasi sebagai tempat belajar anak. Atur jadwal belajar yang nyaman & berikan dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk membantu proses belajar anak.
- Kerjasama dengan sekolah tempat anak belajar. Sering berkomunikasi dengan guru di sekolahnya untuk memastikan anak tidak tertinggal pelajarnya, bila memungkinkan minta rekaman/salinan bahan pelajaran hari itu untuk dipelajari nanti sepulang sekolah atau les khusus untuk membantunya belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar